Cerita Prasmul
Universitas Prasetiya Mulya Adakan Forum Diskusi Untuk Pengembangan Produk Pasca Bencana

Universitas Prasetiya Mulya Adakan Forum Diskusi Untuk Pengembangan Produk Pasca Bencana

BSD, Tangerang – Terletak di antara tiga lempeng tektonik dunia dan jalur Ring of Fire, bukan rahasia lagi bahwa Indonesia merupakan negara yang rawan bencana alam. Tidak jarang berita tentang banjir dan gempa bumi mewarnai televisi, menyoroti aktivitas para relawan yang menyalurkan bantuan dengan fasilitas terbatas. Dalam urusan kebencanaan, pemerintah bukan satu-satunya sosok yang bertanggung jawab, tapi juga organisasi, komunitas, bahkan para ahli teknik dan desain yang dapat menciptakan produk guna meringankan proses pengendalian pasca bencana.

Berangkat dari pemikiran tersebut, Program Studi S1 Product Design Engineering (PDE) Universitas Prasetiya Mulya mengadakan Focus Group Discussion (FGD) pada hari Rabu (24/4) lalu di Kampus BSD. Memusatkan perbincangan pada peranan teknik desain produk dalam aktivitas pasca bencana, PDE Universitas Prasetiya Mulya mengundang beberapa pihak dengan beragam latar belakang dan keahlian seperti Aliansi Desainer Produk Industri Indonesia (ADPII), PT Telaga Filter Air Minum, Aksi Cepat Tanggap (ACT), Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD). Mereka bertukar wawasan untuk menemukan solusi terbaik perihal produk yang berguna dalam aktivitas kemanusiaan, baik dari perspektif pengembang maupun pengguna.

Forum diskusi mengundang pakar dari berbagai industri.

“Di Indonesia belum ada banyak jurusan Product Design Engineering,” jelas Prof. Dr. Janson Naiborhu, Dekan School of Applied STEM Prasetiya Mulya. “Sedangkan untuk produk penanganan bencana, kita tidak bisa memikirkan estetika saja. Produk tersebut harus bisa dirakit secara cepat dan juga memiliki sifat fungsional. Inilah mengapa ahli teknik dibutuhkan.”

Pak Sony Maulana dari BPBD Tangerang menyatakan bahwa diskusi ini sukses dilaksanakan secara spesifik dan terarah. Lebih penting lagi, para peserta mendapatkan jawaban mengenai produk terapan untuk pasca bencana yang dikembangkan dari kolaborasi berbagai displin ilmu berbeda.

Dr. Zaki Saldi memberikan apresiasi kepada Ir. Nur Hidayat, Msi

“Indonesia memang belum banyak memproduksi barang untuk kebencanaan,” tutur Pak Sony. “Saya harap, kegiatan berikutnya dapat mengangkat topik bencana dari sudut pandang berbeda, misalnya yang bersifat preventif.”

Hadir di School of Applied STEM sejak tahun 2017, S1 PDE Prasetiya Mulya terus berupaya untuk memberikan proses pembelajaran yang modern untuk menghasilkan lulusan yang bukan hanya ahli dalam bidang engineering, tapi juga berorientasi pada kewirausahaan dengan sikap paripurna. Secara khusus, program studi ini  akan menjawab kebutuhan pasar dengan kompetensi utuh baik dari sisi desain, rekayasa, serta inovasi tangible products. Hal tersebut dicapai dengan menyempurnakan kurikulum S1 PDE melalui kegiatan kolaboratif antar program studi, dan juga pihak industri, serta institusi lainnya.

“Saya senang sekali bisa bertemu dengan temen-teman dari lembaga dan keahlian lain,” kata Dr. dr. Sri Yusnita Irda Sari, M. Sc., dari Departemen Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran. “Acara seperti ini bisa menciptakan networking baru. Dari sini, kita bisa jalin kerja sama dan mendapatkan partner untuk mengerjakan proyek yang positif.”

Peserta forum diskusi pengembangan produk pasca bencana.

Melalui kegiatan FGD ini, semua rekomendasi dan pemikiran dari pihak-pihak yang terlibat dapat bermanfaat untuk pengembangan produk kebencanaan yang tepat guna, sekaligus memberi sumbangsih pada negara Indonesia.

mm

Sky Drupadi

Add comment

Translate »