Cerita Prasmul
Terkuak! Bukan Hanya Passion, Modal Inilah Yang Diperlukan untuk Membangun Startup

Terkuak! Bukan Hanya Passion, Modal Inilah Yang Diperlukan untuk Membangun Startup

“Guys, gue punya ide bagus nih buat dijadiin bisnis!”

Sering mendengar atau bahkan melanturkan kalimat di atas? Tidak ada salahnya mengutarakan ide berdasarkan minat dan passion. Tapi waspada juga, karena kedua hal tersebut tidak cukup untuk menerbangkan sebuah ide menjadi bisnis yang sukses dan menghasilkan. Jadi, apa lagi yang penting dimiliki seorang entrepreneur?

Pada ajang peluncuran Program Magister Manajemen New Ventures Innovation (NVI) dan Innovationhub yang berlangsung hari Kamis (3/5) lalu di Universitas Prasetiya Mulya Kampus Cilandak, diadakan sesi talkshow oleh Bapak Andy Zain (Managing Director Kejora Ventures), Bapak Elga Yulwardian (Co-founder Ivosights), Ibu Lisa Ayu (Co-founder Lima Kilo), dan Bapak Sigit Aryo Tejo (Head of Micro Business Modalku.id) mengenai sepak terjang para pelaku industri startup dalam mendirikan bisnisnya. Menjadi salah satu bahasan hangat adalah bekal yang dibutuhkan seorang startup Founder dalam meluncurkan bisnisnya dengan sukses.

Acara grand launching program MM NVI ramai dihadiri para tamu undangan.

“Dalam membangun bisnis, banyak orang berbicara soal passion. Memang, itu membantu. Tapi bukanlah hal utama,” – Andy Zain (Managing Director Kejora Ventures)

Pria yang membesarkan Kejora Ventures sejak tahun 2013 ini mempersoalkan romantisme modern yang mengatakan bahwa untuk memulai startup, seseorang harus drop out dari sekolah dan mulai di garasi rumah. Kontradiktif pada keyakinan tersebut, Pak Andy menekankan bahwa hal utama yang harusnya dilakukan calon pebisnis adalah mengumpulkan ilmu dan pengalaman dengan memasuki industri agar ia terekspos pada masalah yang dihadapi masyarakat.

Pak Sigit turut menambahkan, kurangnya skill dan expertise merupakan salah satu alasan gagalnya bisnis startup. Ia bercerita tentang banyaknya pengusaha ‘gegabah’. Mereka yang mencoba memasuki bidang yang belum dikuasai, dan beroperasi tanpa melibatkan hitungan akurat. Alhasil, modal inti mereka terserap habis.

Pak Sigit menyalahkan kurangnya skill dan expertise atas kegagalan sebagian besar bisnis startup.
Menurut Pak Andy, calon pebisnis harus terekspos dahulu pada permasalahan masyarakat dan industri untuk bisa membangun bisnis startup.

”Lebih parah lagi, ketika pengusaha tidak bisa cut loss dan semakin melanjutkan bisnis, padahal ia sudah mengalami kerugian. Akhirnya, semua bisnis yang ia miliki akan collapse,” tutur pria yang sebelumnya bekerja di PT Bank Mandiri selama 10 tahun tersebut.

Pak Andy menambahkan, “Ibarat sebuah pesawat, sayap kiri adalah passion, sedangkan sayap kanan adalah skill. Tanpa keduanya, maka pesawat tidak akan terbang. Dari mana ia bisa dapatkan skill tersebut? Tentu dari belajar,  sekolah, dan berdiskusi dengan praktisi.

“Kampus pun harus siap untuk transformasi kurikulum karena banyak teori-teori yang sekarang sudah tidak relevan.”

Ucapan Pak Andy senada dengan peluncuran program MM NVI oleh Universitas Prasetiya Mulya yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas SDM di bisnis startup Indonesia. Bentuk sokongan terhadap perkembangan entrepreneurship ini memiliki rancangan mata kuliah yang mengikuti perubahan ekosistem usaha modern. Lulusan MM NVI diharapkan akan memiliki keuletan dan intregritas, karakteristik yang dibutuhkan seorang startup Founder. (Baca juga: https://www.ceritaprasmul.com/program-nvi-prasmul-ciptakan-sdm-industri-startup-unggulan/)

Grand launching program MM NVI dan InnovationHub pada hari Kamis (3/5) lalu.

“Sebagai penguji, saya sering bertanya pada siswa, ‘mengapa kamu mau bikin ini?’ Biasanya, jawabannya terpatok pada idea validation saja,” papar calon mentor program MM NVI Ibu Sania Makki, S. Psi, MBA, MM.

Beliau melanjutkan, “Selain idea validation, dibutuhkan problem validation dan business validation. Mendengar kata ‘riset’ dan ‘statistik’, anak jaman sekarang langsung pusing. Padahal tanpa semua itu, ujungnya hanya konsep belaka.

Seirama dengan Ibu Sania, Pak Andy mengutarakan, “Di Indonesia, sebenarnya masih banyak masalah besar. Tapi banyak fresh-graduate yang mendirikan startup untuk menuntaskan masalah kecil. Kedepannya, you have to see the big picture, what the market needs,” rangkupnya.

Tidak melulu mengikuti kata hati, mendirikan bisnis juga memerlukan riset, pengetahuan, dan ilmu yang matang. Program MM New Ventures Innovation menjadi wadah yang tepat untuk para calon pengusaha yang ingin membangun startup secara eksponensial. Jika ingin mengetahui lebih lanjut mengenai program terbaru ini, hubungi +62217511126 ext. 1001 atau buka website www.pmbs.ac.id/nvi. (TEKS: SKY, EDITOR: VIO)

 

mm

Sky Drupadi

Add comment

Translate »