Cerita Prasmul
Pengalaman Study Abroad Ke Beijing : Ryan Jonathan Budiman

Pengalaman Study Abroad Ke Beijing : Ryan Jonathan Budiman

 

ryan-tsinghua

 Selama satu semester, mahasiswa S1 Finance & Banking Universitas Prasetiya Mulya angkatan 2013 ini berkesempatan mengikuti program Study Abroad di Tsinghua University, Beijing.  Dalam wawancara ini, dia bercerita kalau berkuliah di Tsinghua benar-benar menambah wawasannya, dan disana, dia juga sempat ikut kejuaraan Taekwondo Provinsi Beijing dan mendapatkan medali perak, lho! Yuk, kita ikutin ceritanya…

 

 

Seru dan tak terlupakan. Itulah gambaran kisah Ryan Jonathan Budiman, mahasiswa s1 Finance & Banking Universitas Prasetiya Mulya angkatan 2013 pada saat Ia mengikuti Program Study Abroad ke School of Economics and Management Tsinghua University, Beijing pada tahun 2015 lalu.  Awalnya Ia kaget saat mengetahui bahwa dirinya lolos tes  dan terpilih untuk mewakili Universitas Prasetiya Mulya ke  Tsinghua University, Beijing bersama dua temannya.  Dengan persiapan singkat, Ia dapat cepat beradaptasi dengan kegiatan akademis dan kegiatan non akademis di kampus disana.

Berikut wawancara admin www.ceritaprasmul.com dengan Ryan via email pribadinya mengenai kisahnya di Tsinghua University, Beijing :

ryan-02

 

* Bagaimana proses Ryan apply study abroad hingga akhirnya diterima di Tsinghua?
Pertama sekali mengetahui program study abroad ini dari email yang dikirimkan Prasetiya Mulya ke milis angkatan saya. Meski agak ragu, akhirnya saya memberanikan diri mendaftar mengikuti berbagai seleksi yang sudah disediakan. Setelah menunggu 1-2 minggu, saya cukup terkejut ketika diberitahu bahwa saya adalah salah seorang yang lolos. Pada titik ini saya dan 2 kawan saya sudah boleh dibilang ‘diterima di Tsinghua’, jadi tugas kami tinggal memastikan kesiapan semua dokumen dan persyaratan yang diminta. Kami yang sebelumnya belum mengenal satu sama lain pun mulai bersahabat seiringnya berjalan proses penerimaan ini, dan pada akhirnya memutuskan untuk berangkat ke China bersama.

 

* Apa saja persiapan Ryan saat mengetahui bahwa Ryan lolos Program Study Abroad ke Tsinghua, Beijing?

Persiapan yang saya lakukan, selain mengurus legalitas dokumen dan persoalan akademik pastinya, adalah mencoba untuk menerka bagaimana rasanya tinggal dan berkuliah di Beijing selama satu semester serta barang/kemampuan apa saja yang saya butuhkan. Saya mulai mencari-cari informasi, seperti misalnya saya lalu mengetahui rupanya Beijing sedang musim dingin pada bulan-bulan itu, jadi saya mempersiapkan pakaian musim dingin yang sesuai. Saya mulai membuat budget untuk beberapa hal, contohnya biaya transportasi, biaya makan dan tinggal, biaya rekreasi, dan biaya-biaya lainnya. Soal bahasa saya tidak terlalu pusing, untuk bahasa Mandarin saya pernah mengambil HSK level 4 saat SMA, dan cukup sering mengkonsumsi media dalam bahasa Mandarin serta pernah magang di salah satu perkoranan Mandarin di Jakarta, sementara saya cukup yakin dengan bahasa Inggris saya. Dan mengingat bahwa semua pelajarannya akan diajarkan dalam bahasa Inggris, saya tidak merasa perlu mengambil les atau semacamnya. Yang terakhir dan terpenting menurut saya adalah persiapan mental, saya menerima kenyataan bahwa saya akan dikirim untuk bersekolah di sebuah lingkungan baru yang jauh dari keluarga dan teman-teman. Semua gerak-gerik saya akan dianggap cerminan dari kampus dan negara tempat saya berasal. Sekilas memang terasa memberatkan, tapi pada akhirnya saya memutuskan untuk melakukan yang terbaik saja. Antusiasme dan antisipasi saya atas pengalaman study abroad ini membantu menjaga optimisme saya sampai akhir.

ryan-tsinghua-interior

* Bagaimana Tsinghua menerimamu saat awal berada disana?
Kami diterima oleh International Office yang mengurusi murid-murid exchange. Proses penerimaannya cukup sederhana: kami hanya diberikan beberapa instruksi untuk menyelesaikan administrasi dan beberapa tanggal penting untuk diingat. Tidak lama setelah proses administrasi kami mengikuti acara orientasi oleh fakultas Ekonomi di mana kami diperkenalkan kepada peraturan kampus dan kebiasaan-kebiasaan lainnya. Penyambutannya singkat, padat, dan ringkas, yang menurut saya mencerminkan budaya umum di Tsinghua.

* Bagaimana cara Ryan cepat beradaptasi dengan kampus disana?
Karena kami tidak mendapatkan dorm di kampus, maka untuk beberapa hari pertama kami berkeliling kota mencari tempat tinggal. Pada masa inilah keadaan mendorong saya untuk beradaptasi cepat. Saya mulai beradaptasi dengan cuaca di Beijing, dengan makanannya, dan dengan cara bicaranya dalam beberapa hari pertama. Satu hal lagi yang membantu adaptasi adalah persiapan dari rumah yang dirasa sudah cukup matang, terutama dalam menghadapi musim dingin pada bulan-bulan selanjutnya.

 

* Apakah ada persamaan dan perbedaan proses belajar mengajar di Prasetiya Mulya dan di Tsinghua? 
Secara umum perkuliahannya bisa dibilang mirip, yaitu satu pertemuan kelas setiap minggunya ditambah dengan beberapa tugas. Perbedaannya mulai terasa pada kebiasaan-kebiasaan dan culture belajarnya. Di Tsinghua banyak sekali mahasiswa-mahasiswa exchange dari negara lain, dan kami merasakan bagaimana cara bekerja dan belajar dengan teman dari berbagai background. Satu perbedaan lagi yang benar-benar terasa adalah minimnya kegiatan non-akademik yang ditawarkan Tsinghua. Sebagian besar (dan kalau untuk mahasiswa exchange, semua) mata kuliahnya adalah pelajaran dalam kelas dengan format kuliah dari dosen, diskusi dalam kelas pun minim sekali.

* Bagaimana mengenai load tugas-tugas di Tsinghua?

Benar-benar tergantung mata kuliah apa yang diambil. Beberapa mata kuliah hanya memberikan satu PR tertulis setiap minggunya, tapi ada juga yang memberikan beberapa tugas sekaligus termasuk riset, laporan tertulis, dan presentasi. Tapi secara umum tidak ada yang terlalu memberatkan.

ryan-cultural-festival

 

* Apa saja kegiatan Ryan selain kuliah saat berada disana?
Selain bersosialisasi dengan teman-teman lokal maupun internasional, saya juga mengikuti klub olahraga bela diri Taekwondo di kampus. Setiap minggu saya beberapa kali berlatih bersama teman-teman di klub tsb hingga pada akhirnya dapat mengikuti kejuaraan provinsi Beijing, di mana saya mendapatkan medali perak. Saya memang sudah menggeluti bela diri ini selama 10 tahun lebih, dan sudah menjadi hobi bagi saya. Untuk kegiatan di luar kampus, saya sering menyisihkan waktu untuk mengunjungi tempat-tempat terkenal di Beijing, seperti Olympic Stadium, Summer Palace, Nanluoguxiang dan Wang Fu Jing Street Market, dan tentu saja Great Wall. Pernah juga saya pergi mendaki gunung Xiangshan dengan bersepeda bersama teman-teman. Saya pikir, toh sudah jauh-jauh sampai ke Beijing, lebih baik memakai kesempatan ini untuk melihat-lihat dan menambah wawasan.

* Bisa ceritakan hal yang paling berkesan dan pengalaman berharga selama mengikuti perkuliahan di Tsinghua?
Selain berkompetisi dalam kejuaraan seperti yang diceritakan diatas, saya kira pengalaman paling berharga adalah masa-masa yang saya habiskan bersama teman-teman yang berkebangsaan Indonesia, tapi berkuliah di China. Bisa dikatakan, seperti bertemu sesama pengembara dari kampung yang sama di negeri asing. Kami cukup akrab dengan anak-anak tersebut, jumlahnya sekitar belasan orang, dan kami sering mengikuti berbagai event bersama. Salah satu event yang berkesan adalah saat di mana kami berpartisipasi dalam festival budaya yang diselenggarakan oleh Tsinghua. Kami berkoordinasi dengan Kedubes Indonesia untuk menampilkan dan mempromosikan budaya Indonesia. Saya menikmati saat-saat di mana kami bekerja bersama untuk mengejar deadline, dan pada saat hari H-nya sendiri. Pengalaman itu mengeratkan hubungan kami dan sangat membekas di saya.

ryan-outing

* Hal-hal apa yang menurutmu dapat diterapkan di Prasetiya Mulya dari pengalamanmu berada di Tsinghua?
Tsinghua sendiri sudah berumur lebih dari 100 tahun, dan saya rasa konsistensi dan kekuatan dari networknya patut diteladani. Saya sangat berharap kelak Prasetiya Mulya dapat go international seperti Tsinghua, dan bisa menerima banyak mahasiswa-mahasiswa internasional dari berbagai negara.

 

Gimana? Seru kan ceritanya Ryan? Semoga makin banyak mahasiswa Universitas Prasetiya Mulya yang dapat mencicipi serunya mengikuti program Study Abroad seperti Ryan dan teman-temannya. Dan seperti harapan Ryan, semoga kedepan Universitas Prasetiya Mulya bisa go-internasional!

 

Add comment

Translate »