Cerita Prasmul
Tips Inovasi bagi Desa Wisata: Membangun Augmented Product & Service Secara Rutin

Tips Inovasi bagi Desa Wisata: Membangun Augmented Product & Service Secara Rutin

Oleh : M. Setiawan Kusmulyono

Manajer Program S1 Business Prasetiya Mulya

Bagi sebagian besar teman-teman yang baru mengenal inovasi, pasti banyak diantara kalian yang mengartikan kata inovasi sebagai sebuah kreativitas.

Namun, inovasi ternyata lebih dari sekedar kreativitas…

Nah, ini yang mungkin menjadi hambatan bagi sebagian rekan-rekan yang lebih banyak bermain di dunia praktik. Ingin langsung dapat resepnya saja. Tetapi, pemahamannya harus pasti dulu, baru kemudian dilatih dalam praktik agar bisa jago berinovasi.

Sebenarnya, penjelasan tentang inovasi sangat banyak. Namun kita hanya akan membahasnya dari sisi fungsi produk dan layanan saja. Menurut Teori Kotler, ada beberapa tingkatan dalam fungsi suatu produk. Untuk sederhananya, ada tiga tingkatan, yaitu Core Product (Inti), Actual Product (Aktual), dan Augmented Product (Tidak Diduga).

Ilustrasi Teori Philip Kotler

Apa itu Core Product (Produk Inti)?
Produk inti sederhananya adalah alasan mengapa produk atau layanan ini dibeli. Kita ambil contoh Starbucks. Apa kira-kira alasan utama orang membeli Starbucks? Apakah karena haus? Pastinya tidak. Rata-rata orang membeli Starbucks karena ada gengsi yang muncul jika kita minum Starbucks. Jadi, alasan utama lebih karena gengsi, daripada haus.

Kemudian, apa itu Actual Product (Produk Aktual)?
Maksud dari produk aktual adalah fitur/kelengkapan yang harus ada di produk tersebut. Ya misalkan namanya kopi Starbucks, harus ada kopinya, gelasnya, sedotannya, mereknya, dan lainnya untuk menunjukkan bahwa produk itu adalah sebuah kopi.

Lalu, apa itu Augmented Product (Produk yang Tidak Diduga)?
Nah inilah maksud dari inovasi yang sederhana itu. Kira-kira, apa sih yang diharapkan dari seseorang ketika membeli Starbucks langsung ditempatnya. Pasti menurut anda ada aksesWi-Fi. Kalau dulu, Wi-Fi itu termasuk augmented product, namun sekarang sudah tidak lagi. Wi-Fi sudah harus ada dalam suatu warung kopi. Jadi, wifi masuknya sebagai actual product.

Lalu apa yang bisa menjadi augmented product / service di Starbucks? Apa kira-kira ide Anda?

Ilustrasi: Logo Starbucks

Mungkin saya bisa memberikan 1 ide sebagai perangsang ide Anda lainnya. Kalau saya, misalkan akan memberikan donat mini. Jadi ketika Anda pesan kopi Starbucks apapun, maka akan selalu diberikan sebuah donat mini tanpa harus menambah biaya apapun. Menurut Anda, apa perasaan orang yang datang ke Starbucks dan kemudian memperoleh donat mini ini? Mungkin mereka bilang: “Ini gratis mba? “Beneran gratis? Wah ga nyangka, makasih ya!

Augmented Product bagi Desa Wisata
Jika ide ini kita tuangkan di desa wisata, apa kira-kira yang dapat menjadi sebuah produk atau layanan yang tidak diduga diperoleh di Desa Wisata?

Langkah pertama, tentu saja kita harus menginventarisasi daftar-daftar kebutuhan primer yang diinginkan ketika orang berkunjung ke suatu destinasi wisata, khususnya desa wisata. Misalnya mereka ingin wisata yang murah, sejuk, dan fasilitas yang tersedia minimal baik, ada toilet bersih, tempat parkir yang nyaman, dan lainnya.

Ilustrasi gambar: Destinasi pariwisata harus dilengkapi dengan fasilitas yang memadai.

Langkah kedua, kita harus berpikir apa yang kira-kira akan menarik jika kita berikan ke wisatawan tanpa kita harus keluar biaya yang cukup besar dan wisatawan itu tidak menduganya. Contoh sederhananya seperti ini:
– Jika kita menginap di hotel bintang tiga, apa yang kira-kira menjadi harapan dasar dari orang yang menginap?
Pastinya kasur empuk, handuk gratis dan bersih, air mineral gratis di ruangan plus kopi teh, dan shower yang dapat mengeluarkan air panas dan air dingin. Prasyarat itu yang menjadi harapan dasar ketika menginap di hotel bintang tiga. Namun, bagaimana jika sang hotel bintang tiga itu menambahkan bath tube (bak mandi) di dalam toiletnya? Pasti akan senang juga bukan?

Cerita Menarik dari Mbok Denik

Ada sebuah cerita menarik dari Mbok Denik, Penggerak Yayasan Wisnu di Bali yang berbagi cerita tentang mendampingi Desa Wisata Nyambu sewaktu ada kunjungan dari peserta Active Citizen Social Enterprise pada Rabu, 21 Februari 2018.

Menurut Mbok Denik, sebenarnya ada layanan yang harusnya diberikan kepada peserta yang mengikuti Paket Wisata Susur Budaya, Susur Sawah, maupun Susur Sepeda, namun terlupakan dalam prosedur oleh rekan-rekan di Desa Nyambu. Apakah ada yang bisa menebak?

Ilustrasi gambar: Peningkatan aspek hospitality menjadi hal yang dinilai dalam inovasi desa wisata.

Layanan tersebut adalah Handuk Dingin. Handuk yang sudah dibasahi lalu disimpan di kulkas dan kemudian diberikan kepada tamu yang baru saja selesai menempuh paket-paket susur tersebut. Coba bayangkan teman-teman jika kemarin kita benar dapat handuk dingin? Senang sekali dan pasti akan merasa ‘wow banget‘. Padahal sederhana lho, hanya sebuah handuk dingin.

Kira-kira apalagi yang dapat menjadi Augmented Product atau Service bagi desa wisata. Berikut beberapa daftar yang mungkin dapat menjadi inspirasi teman-teman semua:

– Layanan air panas di homestay
– Layanan latihan memasak masakan tradisional / sambel khas lokal dengan pemilik rumah di homestay. Jadi saat menginap bisa sekalian belajar. Hal ini terinspirasi dari harapan Kaka Nancy di Nyambu yang lalu.

Souvenir buatan tangan: Workshop membuat souvenir khas daerah bisa menjadi daya tarik bagi konsumen.

– Souvenir yang kita bisa buat sendiri. Misalkan sebelum pulang, kita diajak membuat ukiran nama kita dari aksara lokal setempat. Bagi daerah-daerah yang memiliki aksara lokal unik, seperti Sanskerta, aksara Bali, atau dialek lainnya akan sangat menarik.
– Pulang bawa bibit melon gratis. Mungkin yang tidak diduga bahwa ternyata pas pulang dari Kampung Melon, kita dapat bibit melon gratis untuk ditanam di rumah.
– Dan ide lainnya

Augmented Product adalah Inovasi sederhana.

Nah inilah yang disebut Augmented Product, yaitu kita bisa menciptakan produk atau layanan yang tidak diduga oleh konsumen atau pelanggan kita dan ketika diberikan mereka akan merasa sangat senang. Inilah yang dapat kita sebut sebagai INOVASI sederhana. Walaupun mungkin tidak berteknologi atau tidak mahal, tetapi ide ini bisa menjadi cara mudah untuk teman-teman berinovasi, karena secara mudahnya, inovasi itu adalah membuat pelanggan atau konsumen kita semakin bahagia dengan produk dan layanan yang kita berikan.

Namun, satu yang harus diingat, Augmented Product, lama-lama bisa menjadi Actual Product karena sudah dianggap biasa oleh konsumen. Jadi, kita harus terus bekerja keras untuk menciptakan augmented product / service secara rutin.

Semoga artikel ini dapat membantu teman-teman berinovasi ya. Sukses untuk proyek teman-teman semua! Jika ada yang ingin ditanyakan, silakan hubungi email: setiawan@pmbs.ac.id

mm

Setiawan Kusmulyono

Add comment

Translate »