Cerita Prasmul
My Inspiring Entrepreneur Icon

My Inspiring Entrepreneur Icon

 Artikel oleh Stephen Jonathan

Juara II Blog Competition Ceritaprasmul.com untuk kategori SMA

ct1

Siapa sih yang gak kenal Chairul Tanjung? Pengusaha yang lahir di Jakarta, 16 Juni 1962 itu merupakan pendiri sekaligus CEO dari CT Grup, loh! Anak usahanya ada banyak banget dan beragam lagi!

Chairul Tanjung yang kita lihat sosoknya saat ini, memang orang yang sukses dengan usahanya yang bisa dibilang perusahaan berskala besar, or even konglomerat . Tapi tahukah kamu, kalau dibalik kesuksesan dan nama besar Chairul Tanjung yang kita dengar sekarang ada perjuangan dan usaha keras yang dilakukannya? Apa sih motivasi dan tujuan hidup nya sehingga bisa menjadi seperti sekarang?

Awalnya, anak dari pasangan Abdul Ghafar Tanjung dan Halimah ini adalah anak dari keluarga berada. Ayahnya waktu itu seorang wartawan di perusahaan surat kabar kecil di zaman orde lama. Namun sayang, pada zaman orde baru, usaha beliau ditutup karena tulisannya bertentangan dengan pemerintahan orde baru. Kita juga sama-sama tau, kalau zaman orde baru, kita ga boleh sembarangan nulis sesuatu, apalagi di surat kabar umum.

Semenjak kejadian itu, hidup mereka berubah. Literally, berubah total! Dari yang awalnya tinggal di rumah, demi bertahan hidup, mereka harus menjual rumah meraka, lalu tinggal di unit losmen yang kecil dan sempit. Tapi itu ga menyurutkan semangat hidup mereka loh. Orangtua dari Chairul Tanjung sangat tegas dalam mendidik beliau. Mereka juga memiliki prinsip yang kuat didalam hidup, yaitu keluar dari kemiskinan, salah satunya melalui pendidikan.

Orangtuanya tidak menyerah dan terus berusaha, bagaimanapun caranya agar Chairul Tanjung bisa kuliah dan mengenyam pendidikan Setelah kerja keras kedua orangtuanya membuahkan hasil, Chairul Tanjung pun berhasil masuk ke Fakultas Kedokteran Gigi di Universitas Indonesia, Depok. Wah salut ya!

Bukan cuma itu. Beliau juga tercatat sebagai Mahasiswa Teladan Tingkat Nasional pada tahun 1984-1985. Ga sia-sia memang perjuangan kedua orangtuanya. Pada masa-masa kuliahnya, ia juga mulai mengenal dan masuk dunia bisnis. Dengan tekad yang kuat untuk menyelesaikan kuliah, selama kuliah, ia berjualan buku kuliah, kaos, dan lain-lain. Meskipun ia pernah mendirikan toko peralatan kedokteran dan laboratorium dan bangkrut, ia tetap tidak menyerah menggapai mimpinya. Setelah lulus kuliah, ia mendirikan PT. Pariarti Shindutama, bersama dengan ketiga rekannya, dengan modal Rp 150 juta dari Bank Exim.

Dewi Fortuna berpihak lagi kepada Chairul Tanjung. Tercatat bahwa ada 160 ribu pasang sepatu yang berhasil diekspor ke Italia. Tapi, hal itu lantas tidak membuat beliau yang akrab disebut “CT” ini berpuas diri. Dirinya memiliki pandangan yang berbeda dalam bisnis, termasuk prospek nya kedepan. Beliau memilih untuk mendirikan usahanya sendiri. Hal itu membuat usaha sebelumnya bubar. Sayang sekali yah. Tapi hal itu bukan akhir cerita kok! Karena memang beliau memiliki kemampuan dan piawai dalam membangun jaringan dan memang dirinya memiliki jiwa entrepreneur yang mendalam. Keren kan!

Chairul dari awal tetap berfokus dan memiliki goal inti, yaitu sektor keuangan, properti, dan multimedia. Chairul juga mengemukakan bahwa dalam membangun bisnis yang baik, diperlukan jaringan dan relasi yang kuat. Pertemanan yang baik, baik itu dengan orang terkenal, maupun yang tidak terkenal sekalipun akan membantu proses berkembangnya bisnis tersebut. Apalagi kalau ekonomi lagi kurang bagus seperti tahun 2015 hingga saat ini (baca : 2016), memiliki jaringan dan relasi yang kuat itu sangat penting. Karena jaringan dan relasi ini akan tetap memiliki kepercayaan yang besar kepada kita loh!

Oh iya, balik lagi yuk ke cerita yang tadi! Nah, setelah ia bertekad mendirikan bisnisnya sendiri, ia mendirikan perusahaan bernama Para Group. Para Group memiliki beberapa sub-holdingatau anak perusahaan seperti bisnis keuangan, media dan investasi, dan propertiKisah sukses nya pun dijadikan buku yang berjudul “ Si Anak Singkong”. Si anak singkong pun artinya anak kampungan, yang mana adalah panggilannya saat ia masih kecil.

Banyak sekali pelajaran yang bisa dipetik dari kisah hidup Chairul Tanjung ini. Beliau tidak menyerah menjalani hidup, meskipun secara ekonomi, ia dan keluarganya sangat terbatas. Yang terpenting dalam hidup ini adalah satu, yaitu memiliki MIMPI. Kondisi apapun kita, itu semua ga bakal bisa mengalahkan mimpi, yang mana menjadi fondasi dalam hidup untuk mencapai segala sesuatu. Gaada yang ga mungkin, asal kita tetap bekerja, berdoa, percaya kepada diri sendiri, dan tentunya, dukungan dari orangtua dan relasi terdekat kita. Semoga inspirasi ini tidak hanya menjadi tulisan atau cerita belaka. Akan lebih baik kalau kita juga bisa terapin dalam hidup kita!

Ora Et Labora!

Add comment

Translate »