Cerita Prasmul
Innoscape 2018: Selamat Tinggal Era Kompetisi, Halo Era Kolaborasi

Innoscape 2018: Selamat Tinggal Era Kompetisi, Halo Era Kolaborasi

Sebagai negara yang digemborkan memiliki digital market paling menarik di dunia, Indonesia punya ruang gerak yang luas untuk berkembang dan berinovasi. Namun hal tersebut tidak akan terwujud tanpa kolaborasi antar cabang ilmu pengetahuan, ilmu STEM, ilmu sosial, serta dunia usaha. Dalam harapan untuk memercikkan semangat inovasi, Innoscape 2018 dirancang oleh Universitas Prasetiya Mulya sebagai upaya menghadapi kehadiran era Industri 4.0.

Diadakan pada 25-26 Oktober 2018 di Hotel JS Luwansa, Jakarta Selatan, Innoscape 2018 merupakan konferensi yang mengundang tech-creators, perusahaan yang bergerak di bidang inovasi, wirausahawan, peneliti, serta akademisi untuk berdiskusi dan berkoneksi. Menyajikan rangkaian talkshow menarik serta paper presentation, sebanyak 49 karya tulis ilmiah terkumpul dari berbagai belahan dunia, mulai dari Jepang, Thailand, sampai Eropa.

(Ki-Ka): Prof. Dr. Erman Aminullah, M.Sc. dari LIPI, Prof. Dr. Djisman Simandjuntak selaku Rektor Universitas Prasetiya Mulya, Fathony Rahman, DBA selaku Faculty Member Universitas Prasetiya Mulya dan Ketua Panitia Innoscape 2018, dan Prof. Yudi Samyudia, Ph. D., Wakil Rektor I Bidang Akademik Universitas Prasetiya Mulya.

“Melalui konferensi ini, kami mengarapkan terjalinnya kerja sama antara para peserta,” ujar Prof. Dr. Djisman Simandjuntak selaku Rektor Universitas Prasetiya Mulya. “Acara ini senada dengan model pembelajaran yang kami terapkan, yakni learning by enterprising.

Prasmul is not trying to find a new star in the universe, but to make use of astronomy for the advancement of our country. – Prof. Dr. Djisman Simandjuntak

Hadir sebagai keynote speaker, Direktur Jenderal Sumber Daya dan Perangkat Pos dan Informatika (Dirjen SDPPI) Kementerian Komunikasi dan Informatika, DR. Ir. Ismail, MT, menyatakan bahwa penting bagi pemerintah untuk mengembangkan regulasi dan literasi mengenai Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK).

Dr. Ir. Ismail, MT, menjadi keynote speaker pada acara Innoscape 2018.

“Problemnya, infrastruktur TIK dipandang sebagai komoditas, bukan utilitas layaknya jembatan, pelabuhan, dan airport,” jelasnya. “Tentunya, para pelaku usaha tradisional fokus di daerah yang profitable, sehingga konsentrasi pembangunan sangat banyak di kota besar. Sekarang, kita semua harus memikirkan cara agar seluruh archipelago juga dapat terkoneksi karena hal tersebut bukan lagi suatu kemewahan, tapi suatu kebutuhan di era modern ini.”

Pandu Aditya (Mekar – PT Sampoerna Wirausaha), Sarah Wilson (Kopernik), dan Prof. Yvonne Han (Feng Chia University) berdiskusi tentang inovasi sosial.

Meroketnya bisnis startup serta berjalannya proyek Palapa Ring, pemasangan kabel fiber optic di seluruh Indonesia, menjadi bukti bagi Pak Ismail bahwa Indonesia cukup siap menghadapi era digitalization. Tak lagi bergerak dari pendapatan, melainkan dari keinginan untuk menyejahterakan masyarakat, sang Direktur Jenderal menekankan bahwa seluruh bangunan Undang-undang tak lagi cocok dengan business model yang kini bersifat lintas ilmu dan kolaboratif.

We need to reform supra-structure. – Dr. Ir. Ismail, MT

Prof. Yudi Samyudia, Ph. D., Wakil Rektor I Bidang Akademik Universitas Prasetiya Mulya, mengatakan bahwa kolaborasi bukan hal mudah yang dapat dilaksanakan. Ada beberapa persayaratan yang harus didisiplinkan pada tiap pelaku industri dan akademisi, antara lain open will (keinginan), open heart (hati besar), dan open mind (pikiran terbuka).

Prof. Patarapong Intarakumnerd dari Jepang memberikan materi bertajuk “Technological Learning and Innovation of ASEAN’s Manufacturing Firms”.

“Dulu, bisnis antar bisnis saling berkompetisi,” ujar Pak Yudi. “Kini kita sudah meninggalkan era cooperation competition dan menuju era kolaborasi. Ini merupakan kunci penting untuk menjadikan Indonesia semakin maju di mata Internasional. Memang, insan muda lebih terbuka untuk digerakkan menuju kolaborasi. Namun kita pun juga perlu mengubah mindset masyarakat senior agar daya inovasi semakin besar.”

Prof. Masatsugu Tsuji (Kobe International University) menerima plakat setelah menyampaikan topik mengenai sustainibility & resources bersama Dr. Muhammad Reza (Solvina International) dan Joko Sulistyo Yekti, PhD (Medco Power Indonesia).
Astri Kurniati dari Nutrifood Indonesia menjadi salah satu pembicara dalam acara Innoscape 2018.

Innoscape 2018 merupakan yang perdana diselenggarakan oleh Universitas Prasetiya Mulya. Acara ini didukung oleh DIKTI, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Kementrian Komunikasi dan Informatika (KEMINFO), serta diwakili beberapa praktisi seperti Motorola, Bank Mandiri, dan Kopernik.

mm

Sky Drupadi

Add comment

Translate »