Cerita Prasmul
Kreasi Bisnis Berbasis Sci-Tech Ini Jawab Kebutuhan Sehari-hari!

Kreasi Bisnis Berbasis Sci-Tech Ini Jawab Kebutuhan Sehari-hari!

Banyak karya besar lahir yang dari pemikiran sederhana dan datang dari fenomena disekitar kita.  Mahasiswa School of Applied Science, Technology, Engineering & Mathematics (STEM) Prasmul mencoba membawa filosofi tersebut ke dalam kreasi protitipe bisnis berbasis sains yang mereka pamerkan dalam ajang STEM Student Project Exhibition, pada Jumat (12/1) 2017 di Liem Sioe Liong Building, Kampus Prasetiya Mulya BSD.

Menyelaraskan sains,teknologi, dan bisnis

Dengan menganut sistem pembelajaran Discovery-Based Learning, Mahasiswa STEM Prasmul dibimbing untuk mengeksplorasi

peran sebagai engineers dan designers hingga akhirnya mampu mengkomersialisasikan sebuah produk inovatif yang bernilai dan membawa dampak sosial. 

Menginjak tahun pertama perkuliahannya, STEM Student Exhibition menjadi wadah untuk  mewujudkan ide segar yang di dapatkan selama pembelajaran di kelas maupun di laboratorium, menjadi sebuah pameran purwarupa yang patut diperlihatkan. Berikut beberapa karya mereka:

  • Nusantarem
(Ki-ka): Prabawa dan Lakeshia merupakan salah satu pencetus Nusantarem, Arem-arem yang diproduksi dengan retort system packaging sehingga mampu bertahan hingga 6 bulan.

Arem-arem merupakan kudapan tradisional Indonesia yang disukai masyarakat berbagai kalangan. Meskipun eksistensinya tak diragukan lagi,  tak banyak inovasi dari segi rasa maupun ketahanan produk dalam penganan yang seringkali kita jumpai di pasar tradisional ini.

Saat ini, prototipe Nusantarem terdiri dari satu varian rasa yaitu tempe.

Dalam mata kuliah Introduction to Food Business Technology, Lakeshia, Prabawa, dan Ferdinand (S1 Food Business Technology Prasmul 2017) mengusung Arem-arem berlabel Nusantarem sebagai snack yang mampu bertahan 6 bulan hingga 1 tahun. Nusantarem memanfaatkan teknologi Retort System dalam mengemas produk. Packaging terdiri dari 4 lapisan ini digadang-gadang mampu menjaga sterilisasi penganan tersebut agar terhindar dari basi. Produk yang ditujukkan bagi para traveler ini juga memiliki kandungan gizi yang tertera pada nutrition facts. Kedepannya, produk yang dibandrol 5 ribu hingga 8 ribu akan mengembangkan varian rasa lainnya, mulai dari sambal matah hingga rendang.

  • Smart Parking System

Tahukah Prasmulyan? menurut data yang dilansir dari Viva.co.id tahun 2017, pemilik mobil di Jakarta rata-rata menghabiskan hingga 21 menit hanya untuk mencari lahan parkir. Ironi dari permasalahan tersebut yang mendasari dibuatnya Smart Parking System oleh kolaborasi mahasiswa STEM Prasmul jurusan S1 Entrepreneurial Energy Engineering, S1 Computer Systems Engineering, dan S1 Enterprise Software Engineering.

Smart Parking System, proyek mata kuliah mahasiswa STEM Prasmul Semester 1 dalam bentuk prototipe apps untuk memesan slot parkir secara real time.

Smart Parking System merupakan aplikasi yang dibuat untuk memesan slot parkir secara real time agar mempercepat pengguna dalam mencari lahan parkir yang tersedia. Teknologi yang berpotensi diaplikasikan dalam lahan parkir pusat perbelanjaan, gedung perkantoran, maupun tempat rekreasi ini bekerja dengan menggabungkan teknologi hardware berupa sensor ultrasonik dan embedded system (Modul NodeMCU ESP 8266)  berserta software berupa firebase dan aplikasi.  Dalam prosesnya, sensor ultrasonik yang terpasang pada slot parkir akan mengirimkan data sensor kepada Modul NodeMCU ESP 8266. Data sensor yang telah ditransmisikan tersebut tersimpan ke dalam Firebase Cloud Storage agar bisa muncul dalam tampilan aplikasi pengguna.

(Ki-ka): Dimas Pratama W,  Fitriaji Taqiy Robbanii, Margareta Winny, Ezekiel Marvin, Gede Herry Arum Wijaya merupakan sosok di balik Smart Parking System Project.

“Proyek ini merupakan hasil dari mata kuliah  Introduction to Engineering Design. Kurang lebih selama 3 bulan kami menjalani proyek ini dan ga jarang ada tantangan dalam proses pengerjaanya,” ungkap Margareta.

  • Automatic Lighting and Security System

Ketersediaan energi listrik dewasa ini semakin menipis. Menurut data dari International Energy Agency, pada tahun 2015 lebih dari 50% energi listrik di indonesia masih dibangkitkan dari energi fosil seperti  batubara dan minyak bumi.

(Ki-Ka): Hubert Tatra, Stanley Adema, Fransisco Vito, Anindya, dan Raffasya Abil sebagai kelompok pencipta proyek Automatic Lighting and Security System.

 

Atas keresahan tersebut, mahasiswa  STEM Prasmul yang terdiri Anindya Satria, Fransisco Vito, Hubert Tatra, Raffasya Abil, dan Stanley Adema dari membuat prototipe Automatic Lighting and Security System sebagai upaya penghematan energi listrik.  Dengan mengedepankan teknologi sensor PIR (Passive Infrared) yang terpasang di beberapa titik ruangan, sensor dapat bekerja untuk menyalakan dan mematikan listrik secara otomatis.

Tampilan prototipe Automatic Lighting and Security System.

Sensor PIR dapat bekerja untuk menyalakan pasokan listrik dalam 2 versi. Yang pertama adalah dengan mendeteksi gerak dan suhu tubuh dalam ruangan dan yang kedua adalah mendeteksi jumlah orang dalam ruangan. Sama seperti proyek Smart Parking System, Proyek ini merupakan hasil kinerja kolaborasi mahasiswa pada mata kuliah Introduction to Engineering Design dan dikerjakan dalam satu semester.

  • Energy Harvesting Tile

Kolaborasi mahasiswa S1 Entrepreneurial Energy Engineering dan S1 Enterprise Software Engineering angkatan 2017 dalam mata kuliah Introduction to Engineering Design membuahkan prototipe produk inovasi berupa Energy Harvesting Tile. Rufus Iman Teguh, George Daniel S, Chirstian Sebayang, dan Max Muljono memanfaatkan energi kinetik khususnya pijakan kaki untuk diubah menjadi energi listrik yang dapat digunakan sebagai pasokan energi dalam menambah daya handphone maupun menyalakan lampu.

Anggota kelompok dalam proyek Energy Harvesting Tile.

 

Bagaimana Energy Harvesting bekerja? terdapat alat di bawah permukaan yang akan dipijak. Pada saat dipijak, maka gear yang terpasang pada pijakan akan menggerakan dinamo dan disitulah energi tersimpan.

Media yang dipakai dalam prototipe proyek Energy Harvesting Tile.
  • Sticky

Meskipun mengatur skala prioritas kegiatan sehari-hari merupakan hal yang mudah, tak jarang orang menemui kesulitan pada praktiknya. Berdasar pada pengalaman tersebut, Dimas Pratama, Fitriaji Taqiy, Hubert Tatra, Max Muljono, dan Stanley Adema (S1 Enterprise Software Engineering 2017) mengembangkan aplikasi berbasis MIT App Inventor yang bernama Sticky.  Aplikasi yang lahir dari mata kuliah Fundamentals of Programming ini merupakan pengatur jadwal yang dapat mengklasifikasikan kegiatan dalam 4 kuadran prioritas yaitu Urgent Important, Urgent Not Important, Not Urgent Important, dan Not Urgent Not Important. Sticky juga dilengkapi dengan notifikasi, sehingga pengguna bisa mengingat jadwal kegiatan selama seminggu tanpa takut terlewat lagi.

Demo dari Sticky apss.

Nah selain karya-karya di atas, terdapat juga pameran tugas mahasiswa STEM Prasmul lainnya seperti pada mata kuliah Introduction to Probability di S1 Business Mathematics, mata kuliah  Basic Biology dan Basic Chemistry di S1 Food Business Technology dan mata kuliah Engineering Drawing di S1 Entrepreneurial Energy Engineering.

Wind Turbine hasil mata kuliah Engineering Drawing dengan menggunakan aplikasi solid works & 3D Printing Optimus Neptune.
Probability Games dalam mata kuliah Intro To Probability (S1 Business Mathematics).
Inovasi smart trash can karya Herry (S1 Entrepreneurial Energy Engineering)

Gelaran pameran ini merupakan debut pertama mahasiswa STEM Prasmul yang rencananya akan dijalankan secara berkala kedepannya. “Kreativitas dan ide mahasiswa ini diharapkan akan di pamerkan tiap semester, dan semoga prototipe-prototipe dapat ini terus dikembangkan agar punya nilai komersil yang lebih baik,” ungkap Prof. Yudi Samyudia, Ph.d selaku Wakil Rektor Bidang Akademik.  (*vio)

Vitry Octavia

Add comment

Translate »