Cerita Prasmul
Sinergi Bisnis dan Finance Versi William Prasetya | Alumnus S1 Bisnis Universitas Prasetiya Mulya

Sinergi Bisnis dan Finance Versi William Prasetya | Alumnus S1 Bisnis Universitas Prasetiya Mulya

Buatlah otakmu bagai ruang tanpa batas bagi ilmu yang bermanfaat. Belajar tanpa tapi, sukses pun menanti. Itulah paham yang dianut William Prasetya Tanuwijaya, alumni S1 Bisnis angkatan 2011. Disela keaktifannya dalam berkarir dan berbisnis, William meluangkan untuk menuangkan kisah inspiratifnya bagi ceritaprasmul.

Selalu Belajar

Bagi William Prasetya Tanuwijaya, belajar bukanlah sebuah keharusan yang sifatnya dipaksakan.  Semenjak menimba ilmu di Universitas Prasetiya Mulya, semangat belajar lelaki kelahiran 1992 ini selalu terpompa. Metode ‘otak kosong’ diakuinya efektif menggerakan hasratnya untuk belajar “Saya selalu ibaratkan otak saya selalu kosong supaya saya terpacu belajar tanpa henti. Cara pandang yang menurut saya baik mengusir malas dan merasa puas akan ilmu”.

Perbincangan dengan William ibarat mesin waktu baginya, ia mengingat masa — masa perjuangan dalam meraih gelar sarjana yang ia anggap bukan perkara mudah. Setelah masuk Prasmul, William belajar memahami bahwa kultur dunia SMA dan kuliah jauh berbeda. Perbedaan mendasar yang dirasakan adalah munculnya jiwa proaktif dalam diri alumnus SMA Santo Aloysius 2 Bandung ini. “Saya merasa berubah 180 derajat menjadi pribadi yang lebih baik semenjak kuliah disini, kebiasaan baru seperti suka baca buku dan mandiri mulai tumbuh sampai orang tua saya sempat bingung.” Meski tak lepas dari bimbingan dosen atau sapaan kerennya faculty member, Prasmulyan memang dipacu untuk berpikir kritis,bertindak kreatif dan mampu berdampak baik bagi masyarakat.

Sadar bahwa dirinya masuk dalam salah satu jurusan idaman di Prasmul, William tak mau lewati kesempatan untuk totalitas menggali ilmu dari dosen dan para pakar yang ada di kampus.  Tak heran, capaian prestasi akademik yang cemerlang membuat dirinya memperoleh beasiswa berprestasi 2 tahun berturut — turut dari Prasmul. Bukan hanya proaktif dalam bidang akademik, ia juga tercatat sebagai mahasiswa yang gemar berorganisasi, terbukti dengan banyaknya sematan pin di almamater sebagai tanda bahwa ia terlibat dalam banyak kegiatan.  Dengan penuh rendah hati, ia bertutur “ Sama seperti mahasiswa lainnya, suka duka jadi anak bisnis Prasmul pasti saya alami juga. Yang jelas, jangan pernah menyerah meski berat, belajar terbuka supaya mudah beradaptasi dengan orang lain, atur skala prioritas dan jangan lupa bergaul, ikut organisasi di student board supaya tetap bersosialisasi”.

William (kanan) bersama teman – teman dalam momen wisuda

 Melirik Dunia Finance

Menyandang predikat sebagai mahasiswa S1 Bisnis tidak menghentikan langkah William untuk memahami bidang ilmu lainnya. Tanpa disangka, ia tumbuh menjadi mahasiswa bisnis yang juga menyukai dunia finance, khususnya investasi. Proses pembelajaran William dalam bidang ilmu finansial berawal dari mata kuliah yang ia dapatkan di kelas “Berawal dari mata kuliah makro ekonomi yang waktu itu diajar oleh Pak Deni Friawan, Beliau bercerita tentang dunia investasi khususnya reksadana. Dari situ saya jadi penasaran dan tertarik,” Ia menambahkan “Setelah itu saya dapat pelajaran Financial Management yang waktu itu diajar oleh Pak Agus Salim, itulah awal mula saya kenal dengan sertifikasi finance, yaitu CFA”.

Hari dimana Pak Agus Salim mengenalkannya tentang sertifikasi  Chartered Financial Analyst (CFA) menjadi titik dimana Wiliam membulatkan tekad untuk mengikuti dan meraih sertifikat bergengsi di dunia keuangan tersebut. Punya target lulus dalam tes CFA level I, William mulai atur strategi belajar. Dari yang hanya belajar lewat dosen, ia pun mulai rajin mengkaji buku tentang keuangan dan investasi di perpustakaan,internet bahkan melalui seminar. Tiada usaha yang menghianati hasil, William pun membuktikan bahwa sebagai mahasiswa bisnis, ia juga mampu berhasil meraih tiket emas dalam dunia keuangan tersebut. Super Proud!.

Kegigihannya mempelajari ilmu keuangan cukup beralasan. Baginya, pelaku usaha harus punya kemampuan pengelolaan bisnis yang mumpuni “Mungkin beberapa orang berpendapat kalau  bisnis itu yang penting bisa jualan, tapi pemikiran tersebut belum tentu membuat sebuah bisnis bertahan. Mulai dari bisnis gerobakan sampai bisnis yang super besar harus punya pengelolaan keuangan yang baik.” Ia menambahkan “Belum lagi kalau mau ekspansi  bisnis,  itu sangat kuat kaitannya dengan dunia keuangan. Selama saya bekerja, saya sering bertemu dengan para board of director dari perusahaan swasta nasional, asing dan bumn. Banyak banget ternyata direktur utama yang latar belakangnya dari keuangan.”

Meluncurkan Buku

Lulus dari Prasmul, William akui banyak mengantongi ilmu dari segi soft skills dan hard skills, yang kemudian sangat membantu mewujudkan mimpi-mimpinya. Selain sibuk berkarir di Colliers International Indonesia, sebagai konsultan di Divisi Advisory Services, ia juga produktif menjalani mimpinya untuk mengenalkan investasi pasar modal ke anak muda. Berkat kolaborasi dengan Ryan Filbert, seorang pakar dan inspirator di dunia investasi, William meluncurkan buku pertamanya yang bertitel “Investasi Saham A la Fundamentalis Dunia”.

William merasa bersyukur dapat melahirkan buku pertamanya dengan orang yang sudah ahli layaknya Ryan Filbert “ Beliau itu ekspertis yang humble, padahal sudah menerbitkan lebih dari 10 buku tentang investasi,banyak yang best seller juga dan salah satu yang menerima penghargaan dari Pak Jokowi dalam bidang usaha pemajuan literasi keuangan.”  Dengan panduan partner dan ilmu yang ia miliki, melalui buku pertamanya ia  mencoba menggabungkan teori keuangan dan pengalaman para ekspertis dalam menganalisis layak atau tidaknya sebuah perusahaan untuk dijadikan investasi kendaraan. Soal target, William ingin bukunya ini dapat merangkul banyak anak muda supaya melek terhadap investasi pasar modal “Saat ini banyak anak muda yang mudah tergiur sama investasi bodong iming-iming return tinggi dalam sekejap. Melalui buku ini, saya ingin mengenalkan bahwa investasi pasar modal itu ada ilmunya, bukan tebak-tebakan. Instrumen investasi juga bukan terbatas pada deposito, yang mungkin selama ini anak muda kenal. ”

Buku pertama William

Dalam menerbitkan buku pertamanya, banyak suka — duka yang William lalui, tertama dalam menjaga semangat dan menerjemahkan bahasa yang tak terlalu rumit “ Walaupun kami sudah punya big picture-nya, tapi untuk menuliskan ke dalam buku dengan bahasa yang mudah dimengerti itu butuh perjuangan”. Namun berkat didikan Prasmul, William terbentuk sebagai pribadi yang cukup tangguh dan tak pantang menyerah. Meski tidak mudah, ia sudah berangan untuk mempersiapkan buku keduanya “Mungkin menulis buku bisa jadi salah satu bisnis sampingan saya. Niatnya sih mau nulis buku lagi dengan tema yang berbeda, semoga bisa terwujud.”

Disinggung soal kiat sukses, berikut tuturnya “Saat ini saya belum jadi orang sukses, tapi masih jadi orang yang ingin sukses. Maka dari itu, saya junjung tinggi nilai optimisme, pikiran positif dan hidup penuh rasa syukur. Sebisa mungkin menjadi orang yang berguna untuk orang lain, itu lah kesuksesan yang  hakiki”. Setuju banget sama William, sukses adalah ketika kita mampu berdampak baik bagi taraf hidup orang lain secara materil maupun non materil. Terima kasih William atas kisah inspiratifmu!. (VIO)

 

*Sumber foto: http://www.gentaandalas.com/wp-content/uploads/2015/12/Jenis-Investasi-yang-Menguntungkan.jpg

Add comment

Translate »